Minggu, 18 Mei 2008

PERANAN ENERGI MATAHARI UNTUK KEBERLANGSUNGAN SUATU EKOSISTEM

BAB I

PENDAHULUAN


A.
LATAR BELAKANG

Matahari merupakan salah satu dari sekitar 100.000.000 bintang dalam kelompok bintang kita, atau rasi bintang Bimasakti. Sebenarnya matahari adalah sebuah bintang yang biasa. Artinya ternyata banyak bintang yang jauh lebih besar, lebih berat, dan lebih panas dari pada matahari. Matahari tampak labih besar dan lebih panas dikarenakan kedudukannya sebagai bintang terdekat dengan bumi. Jarak bumi dengan matahari kira-kira 149.600.000 km (Darmodjo & Kaligis, 2004).

Para Ahli memperkirakan umur bumi telah kira-kira 5 milyar tahun (Campbell, Reece-Mitchell, 2004). Pada mulanya dalam atmosfer bumi tidak terdapat oksigen (O2), sedangkan kadar karbondioksida (CO2) tinggi. Susunan kimia atmosfer dan kondisi lingkungan lainnya pada waktu itu menunjukkan belum adanya kehidupan di bumi, baru kira-kira 4,5 milyar tahun yang lalu mulai terdapat zat air cair di permukaan bumi dan terbentuk kehidupan yang sederhana dalam bentuk molekul organik, antara lain yang mengandung zat hijau daun (klorofil). Dengan adanya klorofil mulailah berlangsung proses fotosintesis di bumi.

Dalam proses fotosintesis, mahluk hidup yang berklorofil menyerap CO2, dan dengan menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energi, menghasilkan karbohidrat dan melepas O2, dengan makin berkembangnya organisme yang berklorofil, proses fotosintesis pun makin banyak terjadi dan seiring dengan itu kadar CO2 dalam atmosfer berkurang dan kadar O2 bertambah.

Intensitas energi matahari yang mencapai bumi dan atmosfernya bervariasi pada garis lintang. Daerah tropis menerima masukan yang paling tinggi. Sebagian besar radiasi matahari diserap, terpencar, atau dipantulkan oleh atmosfer dalam suatu bola asimetris yang ditentukan oleh variasi dalam tutupan awan dan jumlah debu di udara sepanjang wilayah yang berbeda-beda. Jumlah radiasi matahari yang mencapai bumi akhirnya membatasi hasil fotosintesis, meskipun produktivitas fotosintesis juga dibatasi oleh air, suhu, dan ketersediaan nutrien.

Dalam tulisan ini, kami akan menyampaikan topik dengan judul “PERANAN ENERGI MATAHARI UNTUK KEBERLANGSUNGAN SUATU EKOSISTEM”.

B. BATASAN PENGERTIAN

1. Matahari adalah salah satu Bintang pada Tata Surya galaksi Bima Sakti yang pengaruhnya meliputi pada delapan planet yaitu : Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus.

2. Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas dan produktivitas lingkungan hidup (UULH nomor 23 tahun 1997).

3. Ekosistem merupakan aliran energi dapat terlihat pada struktur makanan, keragaman biotik dan siklus bahan yakni pertukaran bahan-bahan antara bagian yang hidup dan tidak hidup, (Prof. Dr. Zoer’aini Djamal Irwan, M.Si)

4. Ekosistem merupakan tingkat organisme yang lebih tinggi dari komunitas. (Prof. Dr. Zoer’aini Djamal Irwan, M.Si).

5. Produktivitas primer adalah Jumlah energi cahaya yang diubah menjadi energi kimia (senyawa organik) oleh autotrof suatu ekosistem selama suatu periode waktu tertentu.

6. Produktivitas sekunder adalah laju pertumbuhan energi kimia pada makanan yang dimakan oleh konsumen ekosistem menjadi biomassa barunya sendiri.


BAB II

MATAHARI

A. DATA FISIK MATAHARI

Menurut Majalah Insani (edisi September,2005), matahari merupakan bola gas yang menyala dengan diameter 1.400.000 km, lebih dari 100 kali diameter bumi. Massa matahari diperkikrakan sekitar 333.420 kali massa bumi. Karena jumlah gas yang sangat besar ini, maka tekanan pada pusat matahari lebih besar dari satu juta metrik ton per cm². Kepadatan matahari hanya 1,4 kali lebih besar daripada kepadatan bumi, lebih kecil daripada kepadatan bumi yang 5,5 kali lebih padat dari pada air. Hal ini dapat diterangkan karena di luar pusat matahari yang merupakan bagian terbesar tersusun dari gas yang seringkali lebih tipis dari pada atmosfer bumi. Walaupun tekanan di pusat matahari lebih dari 100 kali tekanan di pusat bumi, tapi jika dihitung rata-ratanya, maka kerapatan matahai jauh lebih kecil dari pada kerapatan bumi.

Suhu pada pusat matahari (pada inti) diperkirakan mencapai lebih dari 14.000.000 ºC, sedangkan suhu permukaannya relatif dingin, yaitu sekitar 5.000 - 6.000 ºC. Struktur matahari terdiri atas beberapa bagian, yaitu yang ada di pusat disebut "inti matahari", kemudian bagian antara inti matahari sampai dengan permukaan matahari disebut "photosphere". Pada permukaan terdapat bagian yang disebut dengan "sunspots" yang tampak lebih gelap, karena suhunya relatif lebih dingin yaitu sekitar 4000 ºC (Iwan Permana Kusuma, 2000).

B. STRUKTUR MATAHARI

1. Matahari tersusun atas lapisan-lapisan. Tiap lapisan terdiri atas gas pijar yang mempunyai kecepatan yang berbeda. Lapisan matahari yang paling dalam disebut inti matahari. Lapisan berikutnya adalah fotosfer dan atmosfer yang terdiri atas dua lapisan, yaitu kromosfer dan korona, yang secara rinci dijelaskan sebagai berikut (White, Oran. R. et.al. TT. 1995) :

a. Inti matahari mempunyai suhu sekitar 15.000.000° Kelvin. Di dalam inti inilah terjadi reaksi termonuklir, yaitu reaksi fusi (penggabungan) dua inti hidrogen menjadi helium. Energi yang sangat besar yang dihasilkan dari reaksi ini berpindah ke permukaan secara radiasi melalui gas-gas yang sangat rapat di dalam matahari.. Permukaan matahari meradiasikan energi ini ke dalam ruang angkasa.

b. Lapisan fotosfer dapat dilihat dengan menggunakan teleskop. Lapisan ini selalau memancarkan cahaya, seperti gas-gas yang selalu bergerak. Gerakan gas-gas ini disebabkan oleh dorongan energi yang datang dari inti matahari.

c. Atmosfer matahari dari dua lapisan, yaitu (1) lapisan bawah, atau sebelah dalam, terletek kromosfer, atau “bola warna”. Lapisan ini menjulang sejauh 12.000 km diatas permukaan matahari, dan (2) lapisan atas, atau sebelah luar, terdapat korona atau “mahkota’ yang membentuk lingkaran cahaya putih yang mengelilingi keseluruhan matahari, dan menyorotkan pita cahaya yang panjangnya berjuta-juta kilometer ke arah luar angkasa.

2. Unsur kimia yang terdapat di matahari tersebut, sekitar 80% berupa gas Hidrogen. Sedangkan unsur kedua yang banyak terdapat di matahari adalah gas Helium, kurang lebih sebanyak 19 % dari seluruh massa matahari. Sisanya yang 1 % terdiri atas unsur-unsur Oksigen, Magnesium, Nitrogen, Silikon, Karbon, Belerang, Besi, Sodium, Kalsium dan Nikel.

3. Matahari memancarkan energi hampir pada seluruh panjang gelombang dimana kita hanya melihat gelombang cahaya. Bentuk lain radiasi hanya dapat kita deteksi dengan menggunakan instrumen khusus dan film. Radiasi matahari yang kuat meng-ion kan banyak gas atmosfer bumi bagian atas, yang menghasilkan lapisan-lapisan yang bermuatan listrik. Yang disebut lapisan ionosfer.


C. SIFAT-SIFAT ALAMI CAHAYA MATAHARI

Cahaya merupakan bentuk energi yang dikenal sebagai energi elektromagnetik, yang juga disebut radiasi. Model cahaya sebagai gelombang menerangkan banyak sifat-sifat cahaya, tetapi dalam hal tertentu cahaya itu berperilaku seperti tersusun atas partikel-partikel diskret, yang disebut foton. Foton bukanlah objek kasat mata, tetapi foton itu bertindak seperti objek yang memiliki jumlah energi yang tetap. Dan foton cahaya ungu (violet) berisi hampir dua kali energi foton cahaya merah.


D. HUBUNGAN MATAHARI DENGAN BUMI

Sinar Matahari yang mencapai atmosfer sebagian akan direfleksikan dan diabsorbsi oleh atmosfer itu sendiri, oleh awan dan partikel padat yang ada di atmosfer, vegetasi serta permukaan bumi. Sepertiga dari total radiasi matahari yang diterima akan direfleksikan kembali ke angkasa. Pada saat mendung, banyak dari radiasi ini yang ditahan oleh lapisan atmosfer sehingga bumi tetap hangat. Suhu malam di permukaan bumi juga relatif sejuk karena efek pemanasan radiasi di lapisan awan ini.

Total sinar matahari yang mencapai atmosfer adalah 1,95 g.cal per cm2 per menit yang disebut solar constant. Panjang gelombang sinar matahari yang mempengaruhi kehidupan di bumi terbagi menjadi 3 yaitu : ultra violet, sinar tampak, dan infra merah. Sinar matahari dengan panjang gelombang yang lebih pendek (ultra violet) akan diabsorbsi oleh atmosfer sedangkan sinar matahari dengan panjang gelombang 0,4 – 0,7 µm disebut sebagai cahaya tampak. Setengah dari total energi matahari yang mencapai permukaan bumi merupakan sinar tampak.

Pancaran energi matahari yang keluar, akan mempengaruhi dinamika atmosfer dan kehidupan di Bumi. Angin matahari yang berhembus dari matahari dapat menyebabkan fluktuasi kelimpahan dan komposisi kimia planet-planet dalam jangkauan matahari. Energi yang datang ke Bumi sebagian besar merupakan pancaran radiasi matahari. Energi ini kemudian ditransformasikan menjadi bermacam-macam bentuk energi yang sangat bermanfaat bagi bumi diantaranya :

1. Matahari mempunyai fungsi yang sangat penting bagi bumi. Energi pancaran matahari telah membuat bumi tetap hangat bagi kehidupan, membuat udara dan air di bumi bersirkulasi, tumbuhan bisa berfotosintesis.

2. Merupakan sumber energi (sinar panas). Energi yang terkandung dalam batu bara dan minyak bumi sebenarnya juga berasal dari matahari karena batu bara dan minyak bumi pada hakekatnya adalah fosil dari tumbuhan yang telah tertimbun pada waktu yang sangat lama. Sebagai tumbuhan, maka karbohidrat dan energi yang disimpan dalam batang (yang kemudian menjadi fosil) tersebut adalah karena adanya sinar matahari yang berperan dalam fotosintesis sehingga menghasilkan karbohidrat tersebut.

3. Mengontrol stabilitas peredaran bumi yang juga berarti mengontrol terjadinya siang dan malam, tahun serta mengontrol planet lainnya. Tanpa matahari, sulit membayangkan kalau akan ada kehidupan di bumi.


BAB III

EKOSISTEM


A.
PENGERTIAN DAN FUNGSI

Suatu konsep sentral dalam ekologi ialah ekosistem, yaitu suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan lingkungannya (Dyah Aryulina dkk, 2006) . Menurut pengertian, suatu sistem terdiri atas komponen-komponen yang bekerja secara teratur sebagai suatu kesatuan. Ekosistem terbentuk oleh komponen hidup dan tak hidup di suatu tempat yang berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur.

Keteraturan itu terjadi oleh adanya arus materi dan energi yang terkendalikan oleh arus informasi antara komponen dalam ekosistem. Masing-masing komponen itu mempunyai fungsi atau relung. Selama masing-masing komponen itu melakukan fungsinya dan bekerja sama dengan baik, keteraturan ekosistem itu pun terjaga. Keteraturan ekosistem menunjukkan, ekosistem tersebut ada dalam suatu keseimbangan tertentu. Keseimbangan itu tidaklah bersifat statis, melainkan dinamis.

Ekosistem memiliki fungsi secara ekologis bila dikaitkan dengan kehidupan flora, fauna dan kehidupan manusia. Dari berbagai kepentingan fungsi terhadap komponen ekologi tersebut maka ekosistem berperan penting dalam mengatur keseimbangan hidup setiap ekosistem darat di hulu dan sekitarnya serta setiap ekosistem kelautan di bagian hilirnya (Mursid Raharjo, 2006).

B. BATAS DAN UKURAN EKOSISTEM

Ekosistem merupakan satuan fungsional dasar dalam ekologi, karena ekosistem meliputi mahluk hidup dengan lingkungan organisme (komunitas biotik) dan lingkungan abiotik, masing-masing mempengaruhi sifat-sifat lainnya dan keduanya perlu untuk memelihara kehidupan sehingga terjadi keseimbangan, keselarasan dan keserasian alam di bumi.

Ekosistem dapat dipahami dan dipelajari dalam perbagai ukuran. Apakah itu sebuah kolam, danau atau sebidang kebun, hutan dan bahkan laboratorium pun merupakan satuan ekosistem yang dapat diamati, selama komponen-komponen pokok ada dan berinteraksi membentuk kerja sama untuk mencapai suatu kemantapan fungsional, walaupun hanya dalam waktu singkat, kesatuan tersebut dapat dianggap suatu ekosistem.

Kita dapat membuat batas ekosistem yang kecil atau besar. Suatu Akuarium, ekosistem itu terdiri atas ikan, tumbuhan air, dan plankton yang terapung dan melayang dalam air sebagai komponen mahluk hidup, serta pasir, air, mineral, dan oksigen yang terlarut dalam air sebagai komponen tak hidup. Sebuah hutan yang luasnya beberapa puluh ribu hektar merupakan juga suatu ekosistem. Demikian pula seluruh bumi ini dapat dianggap sebagai ekosistem yang besar.

Perbedaan ekosistem dapat ditentukan oleh (Otto Soemarwoto, 1995) :

1. Jumlah jenis organisme produsen,

2. Jumlah jenis organisme konsumen,

3. Jumlah keanekaragaman mikroorganisme,

4. Jumlah dan macam komponen abiotik,

5. Kompleksitas interaksi antar komponen, dan

6. Berbagai proses yang berjalan dalam ekosistem.

Ekosistem bumi kita dapat dibagi dalam :

1. Sub ekosistem lautan,

2. Sub ekosistem daratan, yang dapat pula dibagi dalam bagian-bagian yaitu : a). sub ekosistem hutan, b). sub ekosistem belukar, c). sub ekosistem padang pasir

3. Sub ekosistem danau, dan

4. Sub ekosistem sungai.

Antara masing-masing sub ekosistem itu terdapat arus materi, energi, dan informasi. Dengan adanya konsep ekosistem itu, kita memandang unsur-unsur dalam lingkungan hidup kita tidak secara tersendiri, melainkan secara terintegrasi sebagai komponen yang berkaitan dalam suatu sistem. Pendekatan ini disebut pendekatan ekosistem, atau pendekatan holistik (Prof. Dr. Ir. Karden Eddy Sontang Manik, M.S, 2007).


C.
KOMPONEN/FAKTOR DAN TIPE-TIPE EKOSISTEM

1. Komponen atau faktor ekosistem dapat dibagi menurut :

a. Komponen ekosistem dari segi makanan (trophik) :

- Komponen autotrophik (memberi makan sendiri), disinilah terjadi proses pengikatan energi sinar matahari.

- Komponen heterotrophik (memakan yang lainnya), disini terjadi pemakaian, pengaturan kembali dan perombakan bahan-bahan yang kompleks.

b. Komponen ekosistem dari segi keperluan deskriptif :

- Komponen abiotik terdiri dari senyawa organik, anorganik, Iklim,dan Air.

- Komponen biomas terdiri dari Produsen dan Konsumen.

2. Tipe-tipe ekosistem

a. Ekosistem air (Akuatik) :

- Ekosistem air tawar antara lain terdiri dari : Sungai, kolam, danau, rawa air tawar, dan rawa gambut.

- Ekosistem laut antara lain terdiri dari : Hutan bakau, rawa payau, Estuari, pantai berpasir, pantai berbatu, laut dangkal, dan laut dalam.

b. Ekosistem darat (terestrial)

Ekosistem darat terdiri dari : Hutan hujan tropis, savana, padang rumput, gurun, hutan gugur, taiga, dan tundra.

c. Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya, yaitu bendungan, hutan tanaman, sawah tadah hujan, pemukiman.


BAB IV

PERANAN MATAHARI TERHADAP KEBERLANGSUNGAN SUATU EKOSISTEM


A. PERANAN MATAHARI TERHADAP TUMBUHAN DAN ORGANISME BERKLOROFIL

Tidak diragukan bahwa tumbuhan dan organisme berklorofil memegang peran utama dalam menjadikan bumi sebagai tempat yang dapat dihuni. Tumbuhan membersihkan udara untuk kita, menjaga suhu bumi tetap konstan, dan menjaga keseimbangan proporsi gas-gas di atmosfer. Oksigen yang kita hirup di udara dihasilkan oleh tumbuhan. Bagian penting dari makanan kita juga disediakan oleh tumbuhan. Setiap tahun, seluruh tumbuhan di muka bumi dapat menghasilkan zat-zat atau bahan-bahan sebanyak 200 miliar ton.

Berbeda dari sel manusia dan hewan, sel tumbuhan dan organisme berklorofil dapat memanfaatkan langsung energi matahari. Tumbuhan dan organisme berklorofil mengubah energi matahari menjadi energi kimia dan menyimpannya sebagai nutrisi dengan cara yang sangat khusus. Proses ini disebut "fotosintesis".

Fotosintesis merupakan proses biologi yang dilakukan tanaman dan organisme berklorofil untuk menunjang proses hidupnya yakni dengan memproduksi gula (karbohidrat) pada tumbuhan hijau dengan bantuan energi sinar matahari, yang melalui sel-sel yang ber-respirasi, energi tersebut akan dikonversi menjadi energi ATP sehingga dapat digunakan bagi pertumbuhannya. Reaksi umum dari proses fotosintesis adalah :

6 H2O + 6 CO2 C6H12O6 + 6 O2

cahaya

Proses fotosintesis adalah reaksi yang hanya akan terjadi dengan keberadaan sinar matahari, baik kualitas maupun kuantitasnya. Hasil dari fotosintesis seperti yang sudah tersebut di atas adalah C6H12O6 atau dengan sebutan umum yaitu gula (karbohidrat).

B. PERANAN MATAHARI TERHADAP KEBERLANGSUNGAN EKOSISTEM

Karbohidrat merupakan jenis molekul yang paling banyak ditemukan di alam. Karbohidrat terbentuk pada proses fotosintesis sehingga merupakan senyawa perantara awal dalam penyatuan karbon dioksida, hidrogen, oksigen, dan energi matahari kedalam bentuk hayati. Pengubahan energi matahari menjadi energi kimia dalam reaksi biomolekul menjadikan karbohidrat sebagai sumber utama energi metabolit untuk organisme hidup.

Dari karbohidrat hasil fotosintesis dalam tanaman inilah yang merupakan dasar dari perkembangan kehidupan makhluk hidup dalam suatu ekosistem yang kemudian masuk pada piramida makanan dan rantai makanan dalam suatu ekosistem yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Komunitas dari suatu ekosistem berinteraksi satu sama lain dan juga berinteraksi dengan lingkungan abiotik. Interaksi suatu organisme dengan lingkungannya terjadi untuk kelangsungan hidupnya. Kelangsungan hidup organisme memerlukan energi.

2. Energi untuk kegiatan hidup diperoleh dari bahan organik yang disebut energi kimia. Bahan organik dalam komponen biotik awalnya terbentuk dengan bantuan energi cahaya matahari dan unsur-unsur hara, seperti karbon dan nitrogen.

3. Bahan organik yang mengandung energi dan unsur-unsur kimia ditransfer dari suatu organisme ke organisme lain melalui interaksi makan dan dimakan. Peristiwa makan dan dimakan antar organisme dalam suatu ekosistem membentuk struktur trofik yang terdiri dari tingkat-tingkat trofik dimana setiap tingkat trofik merupakan kumpulan berbagai organisme dengan sumber makanan tertentu.

4. Tingkat trofik pertama adalah kelompok organisme autotrof yaitu organisme yang dapat membuat bahan organik sendiri dengan bantuan cahaya matahari yaitu tumbuhan dan fitoplankton. Organisme autotrof disebut Produsen. Produsen pada ekosistem darat adalah tumbuhan hijau sedangkan pada ekosistem perairan adalah fitoplankton, ganggang dan tumbuhan air.

5. Tingkat trofik kedua dari struktur trofik suatu ekosistem ditempati oleh berbagai organisme yang tidak dapat membuat bahan organik sendiri. Organisme tersebut tergolong organisme heterotrof. Bahan organik diperoleh dengan memakan organisme atau sisa-sisa organisme lain sehingga organisme heterotrof disebut juga konsumen. Pada tingkat trofik kedua dari struktur trofik suatu ekosestem adalah Konsumen primer (herbivora).

6. Tingkat trofik yang ketiga adalah konsumen sekunder merupakan organisme pemakan konsumen primer. Konsumen sekunder disebut karnivora karena makanannya berupa hewan. Hewan yang tergolong konsumen sekunder umumnya bertubuh kecil.

7. Tingkat trofik yang keempat adalah konsumen tersier, adalah organisme pemakan konsumen sekunder. Konsumen tersier disebut juga karnivora besar.


C.
ALIRAN ENERGI DALAM EKOSISTEM

Cahaya matahari merupakan sumber utama energi bagi kehidupan. Energi cahaya matahari masuk ke dalam komponen biotik melalui produsen. Oleh produsen, energi cahaya matahari diubah menjadi energi kima Energi kimia mengalir dari produsen ke konsumen dari berbagai tingkat trofik melalui jalur rantai makanan. Energi kimia yang diperoleh organisme digunakan untuk kegiatan hidupnya sehingga dapat tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan dan perkembangan organisme menunjukan energi kimia yang tersimpan dalam organisme tersebut. Jadi, setiap organisme melakukan pemasukan dan penyimpanan energi. Pemasukan dan penyimpanan energi dalam suatu ekosistem disebut sebagai Produktifitas ekosistem. Produktifitas ekosistem terdiri dari produktifitas primer dan produktifitas sekunder.

Semua organisme memerlukan energi untuk pertumbuhan, pemeliharaan, reproduksi, dan pada beberapa spesies,pengaturan energi suatu ekosistem bergantung pada produktivitas primer. Produktifitas primer adalah kecepatan mengubah energi cahaya matahari menjadi energi kimia dalam bentuk bahan organik oleh organisme autotrof.

Produktifitas sekunder adalah kecepatan energi kimia mengubah bahan organik menjadi simpanan energi kimia baru oleh organisme heterotrof. Bahan organik yang tersimpan pada organisme atotrof dapat digunakan sebagai makanan bagi organisme heterotrof. Dari makanan tersebut, organisme heterotrof memperoleh energi kimia yang akan digunakan untuk kegiatan kehidupan dan disimpan. Aliran energi dalam ekosistem tersebut sumber utama dan proses pertamanya adalah cahaya matahari.


BAB V

PENUTUP

Dari penjelasan di atas maka kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa peranan energi matahari untuk kesinambungan ekosistem sangatlah mendasar sebagai awal dari semua proses kehidupan suatu ekosistem karena dengan sinar matahari maka tumbuhan dapat melakukan fotosintesis.

Proses fotosintesis adalah reaksi yang hanya akan terjadi dengan keberadaan sinar matahari, baik kualitas maupun kuantitasnya. Hasil dari fotosintesis seperti yang sudah tersebut di atas adalah C6H12O6 atau dengan sebutan umum yaitu gula (karbohidrat).

Karbohidrat terbentuk pada proses fotosintesis sehingga merupakan senyawa perantara awal dalam penyatuan karbon dioksida, hidrogen, oksigen, dan energi matahari kedalam bentuk hayati. Pengubahan energi matahari menjadi energi kimia dalam reaksi biomolekul menjadikan karbohidrat sebagai sumber utama energi metabolit untuk organisme hidup.

Dari karbohidrat hasil fotosintesis dalam tanaman inilah yang merupakan dasar dari perkembangan kehidupan makhluk hidup dalam suatu ekosistem yang kemudian masuk pada piramida makanan dan rantai makanan dan terjadi aliran energi dalam suatu ekosistem.


DAFTAR PUSTAKA


Campbell, Reece-Mitchell, 2004, Biologi, Edisi kelima-jilid 1 dan 3, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Darmodjo & Kaligis, 2004, Ilmu Alamiah Dasar, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta.

Departemen Lingkungan Hidup, Undang-Undang Lingkungan Hidup Nomor 23 Tahun 1997, Penerbit Permata Press, Jakarta.

Diah Aryulina, dkk, 2006, Biologi , Penerbit Erlangga, Jakarta.

Iwan Permana Kusuma, 2000, Matahari, Penerbit Djambatan, Bandung.

Majalah Insani, edisi September, 2005

Mursid Raharjo, 2006, Memahami Amdal, Penerbit Graha Ilmu, Jakarta.

Otto Soemarwoto, 1995, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan, cetakan ke 10, Penerbit Djambatan, Bandung.

Prof. Dr. Ir. Karden Eddy Sontang Manik, M.S, 2007, Pengelolaan Lingkungan Hidup Edisi Revisi, Jakarta.

Prof. Dr. Zoer’aini Djamal Irwan, M.Si, 1992, Prinsip-prinsip ekologi, ekosistem, lingkungan dan pelestariannya, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

White, Oran. R. et.al. TT. 1995, Ilmu Pengetahuan Populer Jilid 1: Astronomi dan Pengetahuan Ruang Angkasa, Groiler International Inc. Jakarta.

Tidak ada komentar: